CATATAN SEBELUM INI

PENGIKUT SETIA

Monday, February 22, 2010

Antara Wali Allah dan wali Syaitan

Bahagian Kedua:


Karamah: Antara Wali Allah dan wali Syaitan

Nukilan : Wared Imanuddin Saifullah


Apakah wali Allah itu memiliki sifat-sifat tertentu?



Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan bahawa wali-wali Allah itu tidak memiliki sesuatu yang membezakan mereka dengan manusia lainnya daripada perkara-perkara zahir yang dijumpai sebagai ahli Al Qur’an, ilmu agama, jihad, pedagang,dan lain-lain.
(Majmu’ Fatawa 11/194)


Apakah wali Allah itu harus memiliki karamah? Lebih utama manakah antara wali yang memilikinya dengan yang tidak?


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan bahawa tidak setiap wali itu harus memiliki karamah. Bahkan, wali Allah yang tidak memiliki karamah boleh jadi lebih utama daripada yang memilikinya. Oleh kerana itu, karamah yang terjadi di kalangan para Tabi’in itu lebih banyak daripada di kalangan para Sahabat, padahal para Sahabat lebih tinggi darjatnya daripada para Tabi’in.
(Majmu’ Fatawa 11/283)


Apakah setiap yang di luar kebiasaan dinamakan dengan ‘Karamah’?


Asy Syaikh Abdul Aziz bin Nashir Ar Rasyid rahimahullah memberi kesimpulan bahawa sesuatu yang di luar kebiasaan itu ada tiga jenis:
• Mu’jizat yang terjadi pada para Rasul dan Nabi
• Karamah yang terjadi pada para wali Allah
• Tipu-daya syaitan yang terjadi pada wali-wali syaitan (At Tanbihaatus Saniyyah hal. 312-313).


Sedangkan untuk mengetahui apakah itu karamah atau tipu daya syaitan tentu saja dengan kita mengenali sejauh mana keimanan dan ketakwaan orang-orang yang mendapatkannya (wali) tersebut. Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata: “Apabila kalian melihat seseorang berjalan di atas air atau terbang di udara maka janganlah mempercayainya dan tertipu dengannya sehingga kalian mengetahui bagaimana dia dalam mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.”
(A’lamus Sunnah Al Manshurah hal. 193)


Beberapa contoh Karamah

1. Allah Ta’ala berfirman (ertinya):
Maka ia (Maryam Yang dinazarkan oleh ibunya) diterima oleh Tuhannya Dengan penerimaan Yang baik, dan dibesarkannya Dengan didikan Yang baik, serta diserahkannya untuk dipelihara oleh Nabi Zakaria. tiap-tiap kali Nabi Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati rezeki (buah-buahanan Yang luar biasa) di sisinya. Nabi Zakaria bertanya:" Wahai Maryam dari mana Engkau dapati (buah-buahan) ini?" Maryam menjawab; "Ialah dari Allah, Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada sesiapa Yang dikehendakiNya Dengan tidak dikira".
(al-Imran:37)


Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di berkata:
“Ayat ini merupakan dalil akan pentapan Karamah para wali yang keluar daripada kebiasaan manusia, sebagaimana yang telah mutawatir daripada hadits-hadits tentang permasalahan ini. Berbeza dengan orang-orang yang tidak meyakini tentang adanya Karamah ini.”
(Taisir Karimur Rahman)


2. Apa yang terjadi kepada “Ashhabul Kahfi” (penghuni gua). Suatu kisah agung yang terdapat di dalam surat Al Kahfi. Allah berfirman :

“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan pada mereka petunjuk.”
(Al Kahfi: 13).

Mereka ini (Ashabul Kahfi) sebelumnya hidup di tengah-tengah masyarakat yang kafir (dengan pemerintahan yang kafir) lalu mereka lari dari masyarakat itu. Di dalam rangka menyelamatkan agama mereka, kemudian Allah melindungi mereka di dalam Al Kahfi (gua yang luas yang berada di gunung).
Tatkala Allah Ta’ala telah selamatkan mereka di dalam gua tersebut, lalu Allah tidurkan mereka dalam waktu yang sangat panjang, disebutkan dalam ayat (ertinya):
“Mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).”
(Al Kahfi:25).


3. Di antara Karamah para wali yang disebutkan dalam Al Qur’an adalah apa yang terjadi pada Dzul Qarnain yaitu seorang raja yang shalih yang Allah nyatakan (ertinya): “Sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepadanya di muka bumi dan kami telah memberikan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu”.
(Al Kahfi :84)


4. Di antara Karamah para wali juga apa yang terjadi kepada kedua orang tua seorang anak yang dibunuh oleh nabi Khidhir yang ketika itu nabi Musa AS mengatakan: ”Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih padahal dia tidak membunuh orang lain?“, yang kemudian Khidhir menjawabnya: “Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang yang mukmin dan kami khuatir bahawa dia akan menariknya kepada kesesatan dan kekafiran.”
(Al Kahfi:74)


5. Apa yang telah diriwayatkan secara mutawatir tentang berita Salafus Shalih daripada para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, Tabi’in, Tabiut Tabi’in dan generasi setelah mereka tentang perkara Karamah yang terjadi pada diri mereka.

Tunggu sambunganya esok..Insyaallah

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

JOM DERMA

Create your own banner at mybannermaker.com!
Copy this code to your website to display this banner!
redkijang © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute